Sabtu, 17 Desember 2011

PROFIL

ASMI CITRA MALINA SPi. M Agr, PhD

PERENCANAAN  TERINCI  SETIAP  PENGAMBILAN  KEPUTUSAN

            “Secepat angin, Seanggun rimba belantara, Menjarah bagaikan api, Kokoh bagaikan gunung” istilah ini tepat ditujukan bagi FLipMAS Mamiri Makassar yang dinahkodai seorang wanita muda yang energik Asmi Citra Malina, Dosen Universitas Hassanudin Makassar. Ia yakin dengan perencanaan yang seksama dan terinci, maka akan digapai kemenangan dalam setiap pengambilan keputusan. Itu sebabnya dia selalu melakukan perencanaan yang terinci dalam setiap langkahnya agar FLipMas Mamiri bisa berkiprah bagi masyarakat dengan menjalin sinergitas dengan Pemda dan CSR perusahaan.

            Sekilas penampilannya lebih banyak bercanda dengan tawanya yang renyah, tetapi siapa sangka ibu muda dari tiga orang anak kelahiran Alor Star, Malaysia Barat 28 Desember 1972 ini cukup gesit dalam mengambil keputusan.Sehingga dalam waktu  yang singkat FLipMAS Mamiri melesat bagai angin dalam melaksanakan pengabdian bagi masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan. Nah…, bagaimana dia mampu menahkodai Forum Layanan Ipteks Bagi Masyarakat yang anggotanya LPM dan dosen dari berbagai Perguruan Tinggi di Sulawesi Selatan ini? Berikut wawancara Agro Indonesia yang diundang khusus pada  Pertemuan FLipMAS tingkat nasional di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Makassar beberapa waktu yang lalu.

            Kendati seorang wanita anda nampaknya tidak mempunyai hambatan untuk menjadi nahkoda bagi FLipMas Mamiri?
            O…hambatan tentunya pasti ada, tetapi saya berusaha meminimalisir hambatan itu. Yang penting bagi saya adalah menjalankan tugas dengan baik dan kegiatan ini harus selaras dengan kegiatan saya di kampus. Keyakinan saya terhadap perjalanan FLipMAS memang mengalahkan segalanya, karena itu saya bersemangat sekali agar FLipMAS mampu menciptakan produk yang spesifik wilayah tetapi tetap ada inovasi disana.
            Apa yang anda maksud dengan spesifik wilayah?


            Ya, pada dasarnya FLipMAS harus mengacu pada pola kewilayahan, jadi semua LPM(Lembaga Pengabdian Masyarakat ) yang menjadi anggota FLipMAS ini bisa digerakkan bersama-sama sehingga kewajiban dari FLipMAS harus bisa dipetakkan. Disadari bahwa publikasi di Pergurtuan Tinggi terbatas sekali sehingga dengan terbentuknya FLipMAS harus optimalisasi kompetensi dengan membuat jurnal dan buku.
            Ada istilah Prodikmas dalam forum yang anda pimpin ini, apa itu?
            Profesional pendidik Masyarakat. Kita memang berada dalam sebuah wadah yang anggotanya sekumpulan professional pendidik. Dengan demikian kita memang mempunyai kewajiban mendidik masyarakat yakni mengubah mereka dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendeknya, FLipMAS ini adalah sekumpulan pendidik yang sangat konsen pada pengabdian masyarakat yakni Tri Dharma yang ketiga. Saat ini pendidikan merupakan program Tri Dharma yang sangat diagungkan sehingga mendapatkan porsi tertinggi yang kemudian penelitian. Lha…pengabdian ini porsinya sangat kecil dan tidak menarik bagi para dosen. Karena mengabdi kita tidak mengharapkan insentif apapun, jadi para anggota FLipMAS ini memang orang-orang yang berniat mengabdi sehingga yang hanya berfikir soal proyek kurang cocok berada di lingkungan seperti ini.
            Anda sukses bersinergi dengan Pemda, padahal orang lain jika mendengar kata Pemda enggan untuk bekerjasama karena sistem birokratnya, bagaimana pendapat anda?
            Sebenarnya itu tergantung pendekatan kita. Apa mungkin karena saya seorang wanita ya…sehingga kerjasama ini mulus-mulus saja tanpa hambatan. O tidak, kebetulan kerjasama kami dengan Pemda Bantaeng tidak ada hambatan, karena Bupatinya seorang Guru Besar di Unhas. Namun yang lebih penting adalah pendekatan kami untuk merealisasikan program pengabdian seperti IBW (Ipteks Bagi Wilayah) atau IbiKK (Ipteks Bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus).
            Apa yang sudah anda laksanakan melalui sinergitas dengan Pemda Bantaeng?
            Ada dua hal yang bisa dicatat. Yang pertama yakni peternakan sapi Bali serta ayam buras yang merupakan program IBW. Seperti halnya mimpi FLipMAS yang harus mempunyai daya jelajah maka kami juga berusaha menjelajah provinsi ini untuk kegiatan pengabdian.Sementara yang kami lakukan di Kabupaten Pinrang lebih beragam diantaranmya pembibitan rumput laut, teknologi pengolahan briket rumput,  pengendalian penyakit udang windu dan pembibitan kepiting bakau serta budidaya kerang hijau.
            Anda lari melesat dan meninggalkan rekan-rekan yang tergabung dalam FLipMAS yang berada di provinsi lain apa sebenarnya kuncinya?
            Ah… meninggalkan sih tidak, kami berjalan biasa saja, hanya mungkin kesempatan yang lebih terbuka saja dari pejabat di Sulsel. Sinergi dengan Balitbangda sepertinya juga berjalan apa adanya. Hanya saja posisi FLipMAS sebagai simpul yang anggotanya para reviewer memang sangat cocok bersinergi dengan Balitbangda yang membutuhkan reviewer bagi penelitian.
            Langkah apa saja yang akan anda tempuh di Kemudian hari?
            Wah…cukup banyak angan-angan saya terutama persoalan mana yang harus dipetakkan lebih dulu. Seperti halnya program  IBW kami tentang IPAT Bio di Kabupaten Pinrang tidak dapat terlaksana karena DPRD tidak menyetujui anggaran yang diajukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pinrang. Kemudian terdapat kendala teknis dalam program lainnya misalnya demplot pembibitan rumput laut yang disebabkan iklim yang kurang mendukung. Dengan pola kewilayahan memang saya harus mampu menggerakkan secara bersama-sama semua LPM yang telah terdaftar menjadi anggota.
            Apakah FLipMAS harus berjalan secara harmonis dengan LPM?
            Iya….tentu saja, karena anggota FLipMAS adalah sekumpulan LPM dan para pengabdi. Jadi dalam optimalisasi kompetensi  maupun pemetaan wilayah antara FLipMAS dengan LPM harus berjalan beriringan sehingga wadah ini saling mengisi untuk Kemudian menjadi kekuatan dalam memberikan pembelajaran dalam mengubah masyarakat dengan pengetahuan yang dimiliki para professional pendidik ini.
            Masih adakah mimpi anda untuk membesarkan nama FLipMAS Mamiri?
            Tentu saja, saya masih muda dan langkah saya masih panjang. Kendati FLipMAS Indonesia sudah terbentuk bukan berarti langkah saya harus terhenti sampai disini. Saya harus tetap bermimpi untuk meperluas daya jelajah bagi pengabdian yang kami lakukan dan tentu saja kami menciptakan produk spesifik dengan kearifan lokal. (Shanty)

2 komentar:

  1. semoga sukses kegiatan flipmas nya ...

    majulah negeriku majulah bangsaku lewat para akademisi yang mengabdi tanpa pamrih ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kasih dorongannya, kita selalu berusaha dan berdoa agar upaya mencerahkAn nalar bangsa bisa makin teraktuAlisasi

      Hapus