Jumat, 30 September 2011

Ir GATOT MURDJITO, ANGGOTA TIM PAKAR DP2M DIKTI, DOSEN UGM



Filosofi sapu lidi bisa dijadikan pijakan bagi sebuah forum. Ya…..seperti halnya FLipMAS yang mengemban misi mengintegrasikan dan mensinergikan kemahiran akademik, humanistik dan kearifan lokal. Dengan demikian, Forum Layanan Ipteks Bagi Masyarakat ini berupaya mensinergikan antar Perguruan Tinggi (PT) di suatu wilayah serta bagaimana membuat fasilitas yang disinergikan antara Pemda, masyarakat dan swasta yang pada gilirannya diharapkan agar masyarakat jangan dijadikan obyek semata tetapi tujuan awalnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, jika masing-masing PT berdiri sendiri-sendiri tidak akan membentuk sebuah kekuatan dan manfaatnya kurang, tetapi jika diikat menjadi satu dan membentuk sebuah forum seperti halnya sapu lidi yang diikat akan menjadikan satu kekuatan.
FLipMAS merupakan sebuah wadah untuk menghimpun dan menggerakkan kemahiran professional pelaksana pengabdian kepada masyarakat Perguruan tinggi dalam mengaktualisasikan peradaban masyarakat di bumi pertiwi. Nah, seperti apa langkah dan program FLipMAS Jagadhita Yogyakarta yang diprakarsai Gatot Murdjito, seorang pakar dari UGM yang juga menjadi tim pakar di DP2M Dirjen Dikti Kemdiknas? Berikut petikan bincang-bincang Agro Indonesia dengan Gatot Murdjito di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Jagadhita, sebuah nama yang elok dan tidak mudah untuk dilupakan, apa sebenarnya arti dari Jagadhita?
Ya…., nama ini saya ambil dari buku Empu Prapanca dalam bahasa Sansekerta yang berarti tidak ada kebenaran yang kedua. Kebenaran itu hanya satu, sehingga meski kita berbeda-beda tetapi tetap satu. Dan dengan nama ini harapan kami FLipMAS Jagadhita yang kami bentuk tepat pada tanggal 1 Maret 2011 tersebut akan menjadi sebuah forum yang kuat dan meskipun berbeda-beda PT kami tetap terikat dalam satu kebenaran dan satu visi serta misi yang sama. Seperti halnya tanggal kelahirannya yang kami ambil tepat pada serangan umum 1 Maret, jagadhita diharapkan menjadi sebuah kekuatan dalam menjalankan misi pengabdian kepada masyarakat dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa ini.

FORUM LAYANAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (FLipMAS)







realisasi sebuah gagasan
Sundani Nurono Soewandhi

(Guru Besar Material Sains dalam Kelompok Keilmuan Farmasetika,
Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, sundani@fa.itb.ac.id atau sunda94@ymail.com)

Dasar Pemikiran
Sejarah program
Tanpa kecuali, tenaga pendidik perguruan tinggi di Indonesia wajib menunaikan Tri Darma. Menurut UU Sisdiknas tahun 2003, ketiga Darma perguruan tinggi tersebut terdiri dari Pendidikan/Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Sampai saat ini belum ada satupun produk hukum yang mengatur tentang komposisi ketiga Darma untuk mencapai mutu produk pendidikan sesuai yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan. Akibatnya masing-masing perguruan tinggi, PT merealisasikannya secara berbeda menuruti persepsinya sendiri. Fakta yang terekam sampai saat ini, PT lebih fokus pada darma Pendidikan/Pengajaran, berikutnya Penelitian. Darma Pengabdian kepada Masyarakat, PPM memperoleh perhatian paling minim atau bahkan terabaikan.

Sampai tahun 1994, program PPM yang dibiayai Ditlitabmas Ditjen Dikti adalah Penerapan Ipteks dan Kuliah Kerja Nyata, KKN. Realisasi program Penerapan Ipteks di masyarakat umumnya didominasi kegiatan penyuluhan, pelatihan atau pendampingan yang berjangka pendek (hitungan hari) tanpa mempertimbangkan dampaknya. Aktivitas semacam itu wajar memperoleh dukungan biaya sebesar Rp 5 juta,- bagi setiap kelompok pelaksana. Sama wajarnya dengan skor rendah yang diberikan dalam perhitungan angka kredit kenaikan pangkat/golongan tenaga pendidik. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya realisasi PPM PT.

Sejak tahun 1994, Ditlitabmas memperkenalkan program Vucer dengan biaya sebesar Rp 10 juta dan berubah menjadi Rp 15 juta sekitar tahun 2007-2009. Program tersebut fokus kepada masyarakat produktif (usaha mikro, petani, peternak, nelayan dll) yang membutuhkan bantuan pada aspek produksi atau manajemen. Masyarakat yang tergolong tidak produktif secara ekonomis, masih memperoleh bantuan PT melalui program Penerapan Ipteks. Analisis data evaluasi pelaksanaan program Vucer memicu terbentuknya program Vucer Multi Tahun, VMT (1997) yang berorientasi pada produk ekspor. Pada tahun yang sama direalisasikan program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di PT, PBKPT (1997) sebagai upaya menciptakan wirausaha baru dari kalangan PT. Persoalan kewilayahan yang dihadapi masyarakat dan Pemerintah Daerah menjadi fokus perhatian Ditlitabmas sebagai alternatif lain memperkuat kinerja program KKN. Program kemitraan bersama Pemda dengan memperhatikan aspirasi dan potensi masyarakat, dibiayai pihak Pemda dan Ditlitabmas, bernama program Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat, SIBERMAS (2001). Menyadari pentingnya sosialisasi produk intelektual masyarakat PT ke masyarakat luas, sekaligus mempertimbangkan rendahnya kepercayaan industri atau investor terhadap mutu produk intelektual PT, Ditlitabmas pada tahun 2001 membentuk program Unit Usaha Jasa dan Industri, unit-UJI. Melalui program ini tenaga pendidik memperoleh akses untuk memproduksi dan memasarkan produk-produk intelektualnya ke masyarakat.