BANGSA KITA, BOLA DAN NALAR
Memandangi bulan yang sedang
dialingalingi bumi membawa kenangan satria pada masa kecilnya. Mendengar adanya
kabar gerhana, entah bulan entah matahari, semua cuma menimbulkan
jeri…melihatpun tidak mampu mencerna…yang terkesan hanyalah bunyi2an…nyaris
semua benda yang bisa menimbulkan bunyi, dibunyikan. Apa maksudnya? Kata orang
tua, bunyi2an akan memaksa batara Kala segera memuntahkan bulan ataupun mentari
yang dimangsanya… hehehe…padahal sejak jaman Yunani kuna gerhana bulan sudah
dikenali dan ditemukan jawabannya …lalu mengapa nenek moyang kita tak bisa
menjelaskannya? Ataukah empu Nala dan ahli astronomi nusantara ini yang tidak
berkenan membagikan kesaktiannya kepada anak moyang? Atau lojik anak moyangnya
tak sanggup mencerna lojik nenek moyangnya…haaaa…satria tak ingin mengganggu
keasyikannya menonton bal2-an negara eropa dengan lamunan usangnya tentang gerhana…tetapi
dia tetap saja tak mampu mengusir memorinya tentang bal2an yang membuatnya
banyak teman. Aahh tendangan pisang itupun dijamanku bermain sudah aku kuasai
…tendangan geledek yang menggunakan punggung kaki itupun sering aku lakukan…juga
tendangan salto, juga bicycle kick, juga flying kick…juga gaya tumit Ronaldo,
juga tendangan cungkilnya Lionel Messi…huh mirip euforia organik di bidang pertanian
Indonesia saat ini…padahal di jamannya Ken Arok pola pertanian seperti itu sudah
mentradisi! Hahaha jadi apa bedanya ya…waaa, jangan2 yang namanya perubahan itu
sebenarnya tidak ada ya… huahahahuahaha, suara tawa itu sudah tidak lagi mengagetkannya
…satria sudah paham betul si pemilik suara tawa itu…yaa batara Narada…
Wahai batara apa yang
membuatmu menemuiku? Aku tidak sedang risau, juga tidak merindukanmu saat
euforia punggawa Nusapilu ini berpesta pora merayah hak dan milik rakyatnya…huahuahahahahuahahaha
satria, aku juga tak menaruh peduli pada hambalang, wisma atlet, sarana
prasarana perguruan tinggi, manipulasi pajak, termasuk manusia2 penikmat
dosanya…dalam kamus kadewatan, mereka itu sudah termasuk barisan setan sebab
tugasnya sama, menyesatkan manusia…huahahahahuaha. Aku menemuimu sebab di
Jonggringsalaka tak ada yang peduli pada bal2an eropa, aku tak punya teman
bercengkerama. Waahh batara, sejak kapan para dewa tertarik pada bal2an? Mengapa begitu satria? Lha Dewi Fortuna
itu anaknya siapa? Tanya saja sang Dewi, tim mana yang akan didekatinya, kan batara
sudah tahu siapa pemenangnya. Lalu untuk apa kita bercengkerama tentang hal itu?
Lha kamu sendiri satria, kalau sudah seperti itu aksiomanya mengapa kamu juga
kesengsem bal2an eropa 2012? sebab aku tak bisa bertanya kepada sang
dewi…kekasihku juga bernama Dewi, tetapi lebih lima menit nonton bal2an, dia
vertigo…Weladalah kenapa begitu satria? Katanya, kepalaku muter mataku juling
melihat bola satu kok di-sepak2, di-kop2, di-tangkap2, di-banting2 ngalor ngidul…sudah
masuk gawangpun masih di-ambil lagi buat di-sepak2, di-kop2, di-tangkap2,
di-banting2, penontonnya surak2 lagi …hehehe…ooolalaaaa, Dewi kekasihmu itu belum
paham satria, permainan bola itu analog dengan nasib koruptor negerimu. Koruptor
itu ibarat bola. Coba pikirkan baik2. Hantaman energi ber tubi2 yang diterima
boIa membuatnya anteng2 saja. Energi itu malah berefek membuat penonton bal2an
justru sepak2an ...huahahaha…
Asal kamu tahu saja satria,
Dewi Fortuna itu penjaga rahasia paling hebat. Akupun tak sanggup merayunya
memberitahuku siapa pemenang bal2an euro 2012...termasuk dulu kala dia mendekatimu…masih
ingat hehehe-heh…Dia gundah gulana sejak piala dunia 2010 yang lalu…mengapa
batara? Sebab dia ditandingkan dengan si Paul Gurita Peramal …sebab itu usai
piala dunia si Paul langsung diboyong ke Jonggringsalaka… weeeela… di tahun
2012 ini, di bal2an Euro justru saingannya malah berlipat. Ada babi ada gajah
ada burung…wow, kan tambah asyik batara karena penonton bisa melupakan Dewi Fortuna
yang dikenal sebagai sang pemihak. Lalu bagaimana nalarmu menjelaskan ramalan si
babi, gajah atau binatang lainnya itu? Waaa kan batara lebih tahu… hemmh ya aku
tahu. Tetapi aku ingin tahu saja seberapa jauh kamu sudah kuasai ilmu weruh sak
durunge winarah itu. Bule2 itu paham naluri kebinatangan. Naluri yang tak mengenal
dimensi itu bisa mengendus garis edar Dewi Fortuna tanpa sepengetahuannya.
Bule2 itu efisien. Hewan memberinya keputusan cepat, sang Dewi bertele-tele… hehehe…
Jadi satria, kita bicara
yang enteng2 saja tanpa harus menjadi peramal. Sebab kalau toh ramalan kita
benar, apa bedanya kita dengan babi, gajah atau binatang peramal lainnya?
Hahaha…Apakah menurutmu perkembangan jaman tidak membawa perubahan pada pemain
atau permainan sepak bola ? Waaahh jelas ada. Pemain sekarang cenderung pesolek.
Rambut kalau tidak dimodel botak, di punk, dikucir atau di kelir warna warni.
Badan, lengan, kaki, tangan, tengkuk bahkan jidatpun di tattoo. Tidak banyak jumlah
pemain pesulap. Sisanya gladiator… hehehe…Bolanya dibuat semakin ringan, kalau
disepak kuat2 bisa membuatnya mendadak berkelit. Sepatu dibuat seperti kulit
terluar. Pakai tidak pakai sepatu rasanya sama saja. Tetapi laju bolanya
berbeda. Jadi teknologi diciptakan untuk memudahkan terjadinya gol. Permainan
bola menjadi lebih permisif. Jumlah gol menjadi imam. Sepakbola kehilangan
seniman tarinya. Kehilangan sihirnya. Yang tersisa hanya kegusaran… hehehe…Tak
ada sahutan. Satria terpana menyadari Batara Narada tidak lagi bersamanya…(Dikutip
dari Tabloid Kenangan Juni 2012 by Sundani Nurono Suwandhi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar