![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGNAnr7bINN2j_KqVoJq99KT64dJVnFstADBgMk39P2tTe_eXukpVE-wTvkomjl2d2iTV9CEkzkvi5YqXqKCWcJz1C39h_PoGE5dPmIThOnXpWKF71MFy9phzURgkUjrQ0M8hyphenhyphenuNEsOV-K/s200/phoca_thumb_m_55%5B1%5D.jpg)
" Salam Hangat FLipMAS
Salam Satu Jiwa Bhinneka Tunggal Ika
Tantangan yang kita hadapi dalam membangun masyarakat untuk menjadi pintar dan sejahtera sangat berbeda dengan memintarkan mahasiswa. Mahasiswa belum memiliki intuisi dan pengetahuan yang teruji tetapi dukungan finansial bagi sebagian besar mereka sudah kuat, juga fasilitas belajarnya sudah terbilang memadai. Untuk membangkitkan kesadaran mahasiswa akan kekuatan intuisi dan lojiknya sangat sederhana, termasuk mengubah cara belajarnya. Di lain pihak, masyarakat di desa2 miskin mempertahankan hidupnya mengandalkan intuisi dan pengetahuan empiriknya yang teruji. Hidup keseharian dengan mengandalkan intuisi dan mewujud dalam pengetahuan empirik sering membawa manusia pada kelengahan akan fungsi lojik dan akrab dengan rutinitas yang menjemukan. Entitas manusia seperti ini tidak lagi melihat lojik sebagai tumpuan mutu kehidupan mereka atau mereka tak mampu lagi meningkatkan mutu kehidupan karena abai mematangkan lojiknya.
Mengubah kehidupan mereka berarti memandu mereka ke arah pencerahan lojiknya atas tradisi yang menghidupinya. Ini pekerjaan luar biasa sukar sebab masyarakat sudah sedemikian elastisnya. Oleh karena itu diperlukan fusi energi dari banyak kaum intelektual untuk meniupkan nyala membangunkan lojik mereka yang tertidur. Bahwa lebih banyak dosen memilih untuk membangunkan lojik mahasiswa, itu hak mereka untuk menyukai pekerjaan yang sangat sederhana. Akan tetapi, dosen yang juga memilih membangunkan lojik manusia yang lebih mengandalkan intuisinya akan dituntut keluasan intelektualitas, keikhlasan untuk bergabung menerima kebhinekaan dalam kecerdasan, ketangkasan, kesabaran, keuletan, stamina dan juga takdirnya. Yang tidak ingin bergabung tidak perlu membebani langkah kita, sebab masih banyak dosen yang tidak hanya memikirkan sakunya sendiri yang tidak pernah berujung hehehe. Angin pagi sedang berhembus kencang, mengapa layar tak juga dikembangkan? "
Prodikmas atau dosen yang bergabung di dalam FLipMAS sekarang ini lagi diuji dan ditantang, seperti pada kalimat penutup surat Bapak Sundani Nurono Suwandhi.....Sesungguhnya kini angin lagi berpihak pada FLipMAS, berpihak pada kita, ...... Nah, kita mesti terjaga, siapkan kapal dan perahu-perahu kita, jangan lupa bawa bekal lalu ......kembangkan layar.....! Hayoooo !!! Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar