Sebagai tindak lanjut pelaksanaan
program Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011 Direktorat Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) akan melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program pengabdian masyarakat mulai tanggal 17 – 19 Oktober 2011 bagi Program
Multi Tahun dan tanggal 20 – 22 Oktober 2011 untuk program Mono Tahun. Kegiatan
monitor dan evaluasi itu pelaksanaaannya terpusat di 53 kota, melibatkan 137
perguruan tinggi dengan 354 proposal Mono Tahun berupa IbM (Iptek bagi
Masyarakat) saja, sedangkan untuk program Multi Tahun pelaksanaannya terpusat
di 35 kota adapun jumlah perguruan tinggi yang terlibat berjumlah 73 dengan
jumlah 180 proposal berupa IbIKK (Iptek bagi Bisnis Kampus) berjumlah 63
proposal, IbW (Iptek bagi Wilayah) berjumlah 26 proposal, IbK (Iptek bagi
Kewirausahaan) berjumlah 32 proposal dan IbPE (Iptek bagi Produk Eksport) berjumlah
59 proposal.
Dalam proses monitoring dan
evaluasinya DP2M bekerjasama dengan
LPPM/LPM atau UPPM Perguruan Tinggi pelaksana program, sebelum kegiatan monitoring dan evaluasi setiap
LPPM/LPM atau UPPM Perguruan Tinggi yang menaungi pelaksanaan program
pengabdian juga diberi kewenangan melaksanakan monev internal. Hasil monev
internal merupakan sumber informasi dan harus menjadi sumber rujukan klarifikasi
pemantau. Aktivitas monev internal PT yang koordinatif dengan PT lainnya se
wilayah akan memberi nilai tambah bagi perguruan tinggi pelaksana sendiri, data
monev internal bisa menjadi sumber rujukan perbaikan, rujukan lahirnya
permasalahan baru, serta bisa memberi pemahaman
sejauh mana program pengabdian PT telah ikut memecahkan permasalahan wilayah
bersama-sama PT lainnya.
Pada tahun ini program pengabdian
mono tahun yang berjumlah 354 IbM yang tersebar (anggap saja) di 53 wilayah
dengan melibatkan 137 perguruan tinggi bila benar-benar merujuk pada
permasalahan wilayah maka akan menjadi proses yang sangat berarti bagi
perbaikan wilayah, akan sangat bagus bila IbM selalu beriring dengan IbW. Pada
program multi tahun untuk tahun dari
total 180 proposal lebih dari 30 % berupa
IbIKK (63 proposal) disusul IbPE (59 proposal), IbK (32 proposal) dan IbW (26
proposal).
Menyimak paparan ketua FLipMAS
bahwa kunci aktifitas pengabdian ke depan ada di program IbW (baca karena
pengabdian mesti berakar pada permasalahan masyarakat pada kontek wilayah) maka
kita bisa apresiasi beberapa wilayah yang garapan IbWnya cukup tinggi yaitu
Aceh (12 proposal), Makasar (10 proposal), Palu, Lampung (9 proposal), Denpasar,
Mataram-Kupang, Jakarta (7 proposal), Yogya (5 proposal), Jawa Timur (4 proposal),
Semarang, Bandung (2 proposal), dan Bogor (1 proposal). Selamat untuk FLipMAS Leuser,
FLipMAS Mammiri, FlipMAS Hetfen semoga kinerjanya tetap terjaga, untuk FLipMAS
yang lain semoga segera menyusul. Mudah-mudahan
monitoring dan evaluasi tahun ini nantinya bisa sekaligus untuk mengetahui
program pengabdian mana berkait dengan permasalahan wilayah termasuk untuk
program pengabdian lainnya. Akan bagus, bila ada sinergisme juga antara program
IbIKK, IbK dan IbPE dengan harapan pengembangan wilayah dan merupakan solusi
permasalahan wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar