![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ8NpaqMmy61JGJqeZmClPgnxwKdRNNtNe3HoQWIPjjszIXF8fBYHR1vr3u3dYq6ZGpDvtXh8RH9pGQeDwH96smNCTOleWvjADNA34FVqeiwkfDKMnOvzA9zRDNryxyok3uNlh9KAuSuhN/s320/IMG_5408.jpg)
Adalah berkat strategi Adi Sutanto
(Ketua FLipMAS Legowo) dan Sigit Darsono (Ketua Panitia) yang mampu menggerakan
panitia inti pelaksana WS. Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan Seminar
Konservasi Air dan Tanah, strategi ‘distribusi’ tanggung jawab dilontarkan di
beberapa pertemuan menggagas dan perencanaan WS. Intinya bahwa penyelenggaraan
WS harus mandiri, peserta harus membayar dan panitia harus berani bertanggung
jawab bila ‘tekor’ nantinya. Panitia inti setuju dan berkalkulasi, termasuk
masing-masing PT pendukung mampu membawa peserta berapa ? Kemudian pembuatan
brosur dilakukan, blog dibuat, dan pengiriman brosur ke PT se-jawa timur
dilakukan, komunikasi aktif ke orang per-orang, lembaga ke lembaga dilakukan
terus menerus. Pada sisi yang lain juga dilakukan mobilisasi rintisan kerjasama
dengan pemerintah daerah dalam rangka pembuatan proposal IbW (Iptek bagi
Wilayah) yang menjadi stimulant beberapa PROdikMAS lain untuk mengikuti workshop.
Alhasil seminggu sebelum penutupan pendaftaran, peserta sudah melebihi target,
yang semula dipatok maksimal 120 peserta, membengkak menjadi 145 orang, karena
harus menghargai peserta dari Papua, Mataran, Sulawesi Selatan, Bali dan
Jogjakarta. Puluhan calon peserta terutama dari Surabaya terpaksa harus kecewa
karena tidak tertampung ikut serta.
Workshop menghadirkan nara sumber
Ketua FLipMAS Indonesia Prof. Dr. Sundani Nurono Suwandhi (ITB), Wakil Ketua
FLipMAS Indonesia Ir. Gatot Murjito, MS
(UGM), Ir. Fajar Kurniawan (Kabid Riset dan Pemberdayaan Corporate Forum
Community Development (CFCD), Ir. Handoko, MSi dari Bapeprof Jawa Timur, Ir. I
Ketut Sardiana (Ketua FLipMAS Ngayah Bali) dan Asmi Citra Malina SPi. MAgr.
PhD. (Ketua FLipMAS Mammiri). FLipMAS lain yang ikut menghadiri kegiatan Legowo
di Kota Batu adalah FLipMAS Jagadhita (
Husen), Dianmas (Edi Kurniadi). Peserta diajak memahami secara cerdas
bersama-sama pemerintah daerah, masyarakat, pengusaha, CSR untuk bagaimana bisa
berperan membantu mencari solusi rasional yang ada di masyarakat. Juga
diingatkan sebagai PROdikMAS yang memungkinkan membangun dan memiliki jejaring
antar Perguruan Tinggi, memiliki kesempatan mengakses dana pengabdian dari
DIKTI untuk membantu mensejahterakan dan memandirikan masyarakat. Karena
semestinya dunia pengabdian kepada masyarakat merupakan hal yang terpenting
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena pengembangan ilmu
menuntut ranah ‘aksiologi’ yaitu ranah manfaat yang ujinya tentu pada masyarakat.
Mengelola penyelenggaraan kegiatan
workshop penyusunan proposal oleh FLipMAS Legowo yang baru uji coba yang
pertama, bukan hal mudah, apalagi dengan semangat kemandirian, tidak
menggantungkan dana dari ‘asupan’ kampus tempat pengurus FLipMAS Legowo bekerja. Ada rasa takut rugi dan pengurus harus
menanggung. Kegiatan bisa ringan dan tidak harus merugi dengan adanya komitmen
kerja seluruh panitia; rencana yang terukur dan terevaluasi; narasumber yang
tepat; bantuan pihak hotel yang tidak sekedar kooperatif tapi juga memberi
keringanan harga, hal tersebut karena pemilik hotel adalah teman salah satu
pengurus FLipMAS Legowo; bantuan beberapa pengurus menyangkut sarana dan
prasarana yang tidak ternominalkan untuk dibayar; kooperatif dari perguruan
tinggi se Jawa Timur yang mengirimkan peserta; dan fleksibelitas penyelenggaraan
menyesuaikan kondisi harapan peserta workshop, seperti ketika diketahui tidak
banyak peserta yang membawa proposal untuk ‘diklinikan’ maka hari kedua diubah
jadwalnya untuk paparan yang lebih penting.
Hal yang dirasa kurang dari workshop
Legowo tentu dirasakan oleh beberapa peserta yang telah siap konsultatif dengan
proposal yang telah dibawanya, karena bagi mereka workshop jadi tidak maksimal.
Tetapi antisipasi telah diberikan pada
mereka agar proposal mereka bisa ditelaah langsung oleh narasumber langsung.
Sangat disayangkan tidak semua peserta yang membawa proposal memanfaatkan hal
itu, tetapi bisa difahami melalui penjelasan yang runtut dan diskusi yang
mengalir bisa jadi mereka akhirnya mengetahui kelemahan dan kekurangan proposal
masing-masing. Panitia juga menyadari tidak mampu memuaskan semua peserta,
tentu koreksi dari peserta menyangkut layanan dan fasilitas menjadi catatan
penting agar ke depan lebih baik. Masukan-masukan dari Ketua FLipMAS Indonesia
bapak Sundani Nurono Suwandhi menyangkut posisi kesekretariatan, lamanya
kegiatan, klasifikasi peserta, dan lain-lain
telah menjadi pemahaman Legowo untuk penyelenggaraan yang lebih baik di
kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar