Kamis, 16 Agustus 2012

RENUNGAN SANG KETUA


BANGSA KITA, BOLA DAN NALAR

Memandangi bulan yang sedang dialingalingi bumi membawa kenangan satria pada masa kecilnya. Mendengar adanya kabar gerhana, entah bulan entah matahari, semua cuma menimbulkan jeri…melihatpun tidak mampu mencerna…yang terkesan hanyalah bunyi2an…nyaris semua benda yang bisa menimbulkan bunyi, dibunyikan. Apa maksudnya? Kata orang tua, bunyi2an akan memaksa batara Kala segera memuntahkan bulan ataupun mentari yang dimangsanya… hehehe…padahal sejak jaman Yunani kuna gerhana bulan sudah dikenali dan ditemukan jawabannya …lalu mengapa nenek moyang kita tak bisa menjelaskannya? Ataukah empu Nala dan ahli astronomi nusantara ini yang tidak berkenan membagikan kesaktiannya kepada anak moyang? Atau lojik anak moyangnya tak sanggup mencerna lojik nenek moyangnya…haaaa…satria tak ingin mengganggu keasyikannya menonton bal2-an negara eropa dengan lamunan usangnya tentang gerhana…tetapi dia tetap saja tak mampu mengusir memorinya tentang bal2an yang membuatnya banyak teman. Aahh tendangan pisang itupun dijamanku bermain sudah aku kuasai …tendangan geledek yang menggunakan punggung kaki itupun sering aku lakukan…juga tendangan salto, juga bicycle kick, juga flying kick…juga gaya tumit Ronaldo, juga tendangan cungkilnya Lionel Messi…huh mirip euforia organik di bidang pertanian Indonesia saat ini…padahal di jamannya Ken Arok pola pertanian seperti itu sudah mentradisi! Hahaha jadi apa bedanya ya…waaa, jangan2 yang namanya perubahan itu sebenarnya tidak ada ya… huahahahuahaha, suara tawa itu sudah tidak lagi mengagetkannya …satria sudah paham betul si pemilik suara tawa itu…yaa batara Narada…

Wahai batara apa yang membuatmu menemuiku? Aku tidak sedang risau, juga tidak merindukanmu saat euforia punggawa Nusapilu ini berpesta pora merayah hak dan milik rakyatnya…huahuahahahahuahahaha satria, aku juga tak menaruh peduli pada hambalang, wisma atlet, sarana prasarana perguruan tinggi, manipulasi pajak, termasuk manusia2 penikmat dosanya…dalam kamus kadewatan, mereka itu sudah termasuk barisan setan sebab tugasnya sama, menyesatkan manusia…huahahahahuaha. Aku menemuimu sebab di Jonggringsalaka tak ada yang peduli pada bal2an eropa, aku tak punya teman bercengkerama. Waahh batara, sejak kapan para dewa tertarik pada  bal2an? Mengapa begitu satria? Lha Dewi Fortuna itu anaknya siapa? Tanya saja sang Dewi, tim mana yang akan didekatinya, kan batara sudah tahu siapa pemenangnya. Lalu untuk apa kita bercengkerama tentang hal itu? Lha kamu sendiri satria, kalau sudah seperti itu aksiomanya mengapa kamu juga kesengsem bal2an eropa 2012? sebab aku tak bisa bertanya kepada sang dewi…kekasihku juga bernama Dewi, tetapi lebih lima menit nonton bal2an, dia vertigo…Weladalah kenapa begitu satria? Katanya, kepalaku muter mataku juling melihat bola satu kok di-sepak2, di-kop2, di-tangkap2, di-banting2 ngalor ngidul…sudah masuk gawangpun masih di-ambil lagi buat di-sepak2, di-kop2, di-tangkap2, di-banting2, penontonnya surak2 lagi …hehehe…ooolalaaaa, Dewi kekasihmu itu belum paham satria, permainan bola itu analog dengan nasib koruptor negerimu. Koruptor itu ibarat bola. Coba pikirkan baik2. Hantaman energi ber tubi2 yang diterima boIa membuatnya anteng2 saja. Energi itu malah berefek membuat penonton bal2an justru sepak2an ...huahahaha…

Asal kamu tahu saja satria, Dewi Fortuna itu penjaga rahasia paling hebat. Akupun tak sanggup merayunya memberitahuku siapa pemenang bal2an euro 2012...termasuk dulu kala dia mendekatimu…masih ingat hehehe-heh…Dia gundah gulana sejak piala dunia 2010 yang lalu…mengapa batara? Sebab dia ditandingkan dengan si Paul Gurita Peramal …sebab itu usai piala dunia si Paul langsung diboyong ke Jonggringsalaka… weeeela… di tahun 2012 ini, di bal2an Euro justru saingannya malah berlipat. Ada babi ada gajah ada burung…wow, kan tambah asyik batara karena penonton bisa melupakan Dewi Fortuna yang dikenal sebagai sang pemihak. Lalu bagaimana nalarmu menjelaskan ramalan si babi, gajah atau binatang lainnya itu? Waaa kan batara lebih tahu… hemmh ya aku tahu. Tetapi aku ingin tahu saja seberapa jauh kamu sudah kuasai ilmu weruh sak durunge winarah itu. Bule2 itu paham naluri kebinatangan. Naluri yang tak mengenal dimensi itu bisa mengendus garis edar Dewi Fortuna tanpa sepengetahuannya. Bule2 itu efisien. Hewan memberinya keputusan cepat, sang Dewi bertele-tele… hehehe…

Jadi satria, kita bicara yang enteng2 saja tanpa harus menjadi peramal. Sebab kalau toh ramalan kita benar, apa bedanya kita dengan babi, gajah atau binatang peramal lainnya? Hahaha…Apakah menurutmu perkembangan jaman tidak membawa perubahan pada pemain atau permainan sepak bola ? Waaahh jelas ada. Pemain sekarang cenderung pesolek. Rambut kalau tidak dimodel botak, di punk, dikucir atau di kelir warna warni. Badan, lengan, kaki, tangan, tengkuk bahkan jidatpun di tattoo. Tidak banyak jumlah pemain pesulap. Sisanya gladiator… hehehe…Bolanya dibuat semakin ringan, kalau disepak kuat2 bisa membuatnya mendadak berkelit. Sepatu dibuat seperti kulit terluar. Pakai tidak pakai sepatu rasanya sama saja. Tetapi laju bolanya berbeda. Jadi teknologi diciptakan untuk memudahkan terjadinya gol. Permainan bola menjadi lebih permisif. Jumlah gol menjadi imam. Sepakbola kehilangan seniman tarinya. Kehilangan sihirnya. Yang tersisa hanya kegusaran… hehehe…Tak ada sahutan. Satria terpana menyadari Batara Narada tidak lagi bersamanya…(Dikutip dari Tabloid Kenangan Juni 2012 by Sundani Nurono Suwandhi)